Siklus Aplikasi Sistem Informasi Akuntansi
A. Definisi
Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan
kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan
barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari
penjualan-penjualan tersebu
B. Ruang Lingkup
a. Entri
pesanan penjualan,proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
– Mengambil
pesanan dari pelanggan
– Memeriksa
dan menyetujui kredit pelanggan
– Memeriksa
ketersediaan persediaan
– Pengiriman
b. Aktivitas
dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan
mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini
terdiri dari dua tahap:
– Mengambil dan
mengepak pesanan
– Mengirim
pesanan tersebut
– Penagihan dan
Piutang Usaha
c. Aktivitas
dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
– Penagihan ke
para pelanggan
– Memelihara
data piutang usaha
– Penagihan Kas
d. Langkah
keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
– Menangani
kiriman uang pelanggan
– Menyimpannya
ke bank
C. SubSistem /
Komponen
siklus pendapatan sebenarnya terdiri
atas dua subsistem utama, yaitu :
(1) subsistem prosesnya pesanan
penjualan.
(2) subsistem penerimaan kas
Tujuanya yaitu untuk
menyediakan produk yang tepat pada lokasi pasar yang tepat, dilakukan
pada waktu yang tepat, untuk harga yang tepat (the right product in
the right place at he right time for the right price).
Batasan Aplikasi siklus pendapatan
Proses bisnis adalah suatu kumpulan aktivitas atau pekerjaan terstruktur
yang saling terkait untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu atau yang
menghasilkan produk atau layanan (demi meraih tujuan tertentu)
Beberapa karakteristik umum yang
dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
1. Definitif: Suatu
proses bisnis harus memiliki batasan, masukan yang jelas.
2. Urutan: Suatu
proses bisnis harus terdiri dari aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
3. Pelanggan Suatu
proses bisnis harus mempunyai penerimaan hasil proses
4. Nilai tambah:
Transformasi yang terjadi dalam proses harus memberikan nilai tambah pada
penerima.
5. Keterkaitan: Suatu
proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait dalam suatu
struktur organisasi.
6. Fungsi silang: Suatu
proses umumnya, walaupun tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
DFD Aplikasi Siklus Pendapatan
Aplikasi
Siklus Pengeluaran
Definisi Aplikasi Siklus Pengeluaran
Siklus Pengeluaran adalah rangkaian kegiatan bisnis dan operasional pemrosesan
data terkait yang berhubungan dengan pembelian serta pembayaran barang dan
jasa, tujuan utamanya adalah dalam siklus pengeluaran untuk meminimalkan biaya
total memperoleh dan memelihara persediaan, perlengkapan, dan berbagai layanan
yang dibutuhkan organisasi untuk berfungsi
B. Ruang Lingkup Siklus Pengeluaran
Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran
:
1. Memesan barang, Perlengkapan dan
jasa (layanan)
Aktivitas utama pertama dalam siklus
pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan.
Aktivitas utama pertama dalam siklus
pengeluaran adalah memesan persediaan atau perlengkapan. Metode pengendalian
persediaan tradisional ini sering disebut: kuantitas pesanan ekonomis [EOQ]).
Pendekatan ini didasarkan pada perhitungan jumlah optimal pesanan untuk
meminimalkan jumlah biaya pemesanan, penggudangan dan kekurangan persediaan.
2. Menerima dan menyimpan barang,
Perlengkapan dan jasa (layanan)
Menerima dan menyimpan barang,
Perlengkapan dan jasa (layanan) :
- Aktivitas bisnis utama kedua dalam siklus pengeluaran
adalah penerimaan dan penyimpanan barang yang dipesan.
- Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan-kebutuhan
informasi:
- Bagian penerimaan mempunyai dua tanggung jawab utama:
– Memutuskan apakah menerima
pengiriman
— Memeriksa jumlah dan kualitas
barang
- Dokumen-dokumen dan prosedur-prosedur
- Laporan penerimaan adalah dokumen utama yang
digunakan dalam subsistem penerimaan dalam siklus pengeluaran, laporan ini
mendokumentasikan rincian mengenai: setiap kiriman, termasuk tanggal
penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
Bagi setiap barang yang diterima,
laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang
yang diterima.
3. Membayar barang, Perlengkapan dan
jasa (layanan)
Aktivitas utama ketiga dalam siklus
pengeluaran adalah menyetujui faktur penjualan dari vendor untuk pembayaran.
- Bagian utang usaha menyetujui faktur penjualan untuk
dibayar
- Kasir bertanggung jawab untuk melakukan pembayaran
Tujuan utang usaha adalah untuk
mensahkan pembayaran hanya untuk barang dan jasa yang dipesan dan benar-benar
diterima.
Ada dua cara untuk memproses faktur
penjualan dari vendor :
- Sistem tanpa voucher
- Sistem Vouche
C. SubSistem Siklus Pengeluaran
Subsistem penerimaan dalam siklus
pengeluaran, laporan ini mendokumentasikan rincian mengenai :
– Setiap kiriman, termasuk tanggal
penerimaan, pengiriman, pemasok, dan nomor pesanan pembelian.
– Bagi setiap barang yang diterima,
laporan ini menunjukkan nomor barang, deskripsi, unit ukuran, dan jumlah barang
yang diterima.
– Membayar barang, Perlengkapa
D. Batasan Aplikasi Siklus
Pengeluaran
Proses bisnis adalah suatu kumpulan
aktivitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu atau yang menghasilkan produk atau layanan (demi meraih
tujuan tertentu). Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa subproses
yang masing-masing memiliki atribut sendiri tapi juga berkontribusi untuk
mencapai tujuan dari superprosesnya. Analisis proses bisnis umumnya melibatkan
pemetaan proses dan subproses di dalamnya hingga tingkatan aktivitas atau
kegiatan.
Beberapa karakteristik umum yang
dianggap harus dimiliki suatu proses bisnis adalah:
- Definitif: Suatu proses bisnis harus memiliki batasan,
keluaran yang jelas.
- Urutan: Suatu proses bisnis harus terdiri dari
aktivitas yang berurut sesuai waktu dan ruang.
- Pelanggan: Suatu proses bisnis harus mempunyai
penerima hasil proses.
- Nilai tambah: Transformasi yang terjadi dalam
proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
- Keterkaitan: Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri,
melainkan harus terkait dalam suatu struktur organisasi.
- Fungsi silang: Suatu proses umumnya, walaupun
tidak harus, mencakup beberapa fungsi.
E. DFD Aplikasi Siklus Pengeluaran
APLIKASI
SIKLUS PRODUKSI
Definis Aplikasii siklus produksi
definisi siklus Produksi adalah
rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data
terkait yang terus terjadi yang
berkaitan dengan pembuatan produk.
• Informasi
akuntansi biaya yang akurat dan tepat waktu merupakan input penting
dalam
keputusan mengenai hal-hal berikut ini :
• Bauran
produk
• Penetapan
harga produk
• Alokasi
dan perencanaan sumber daya (contoh apakah membuat atau membeli)
• Manajemen
Biaya
• Ada
empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
1. Perancangan
Produk
2. Perencanaan dan
Penjadwalan
3. Operasi Produksi
4. Akuntansi Biaya
Ruang Lingkup Aplikasi Siklus
Produksi
1. Aplikasi siklus
pengeluaran
Pada siklus ini, sistem akuntansi yang didasarkan pada komputer menggunakan empat aplikasi :
a.Aplikasi pembelian.
b.Aplikasi penerimaan.
c.Aplikasi surat bukti.
d.Aplikasi disbursemen kas.
Pada siklus ini, sistem akuntansi yang didasarkan pada komputer menggunakan empat aplikasi :
a.Aplikasi pembelian.
b.Aplikasi penerimaan.
c.Aplikasi surat bukti.
d.Aplikasi disbursemen kas.
2. Aplikasi Siklus
Produksi dan Keuangan.
Aplikasi siklus produksi
Aplikasi siklus produksi
Ada empat aktivitas dasar dalam
siklus produksi :
a.Perancangan Produk
b.Perencanaan dan Penjadwalan
c.Operasi Produksi
d.Akuntansi Biaya
Aplikasi siklus keuangan
Siklus ini memproses dua kejadian ekonomi, perolehan kapital dan penggunaan kapital untuk memperoleh pemilikan.
Sistem aplikasi dalam siklus keuangan yaitu :
a. sistem pemilikan.
b. sistem catatan jurnal.
c. sistem pelaporan keuangan.
a.Perancangan Produk
b.Perencanaan dan Penjadwalan
c.Operasi Produksi
d.Akuntansi Biaya
Aplikasi siklus keuangan
Siklus ini memproses dua kejadian ekonomi, perolehan kapital dan penggunaan kapital untuk memperoleh pemilikan.
Sistem aplikasi dalam siklus keuangan yaitu :
a. sistem pemilikan.
b. sistem catatan jurnal.
c. sistem pelaporan keuangan.
3. Pengembangan Sistem
Siklus hidup pengembangan sistem
Komponen pengembangan sistem meliputi :
a. Perencanaan system
b. Analisis sistem
Pemeriksaan terhadap sistem infromasi yang ada dan lingkungannya untuk mengidentifikasi perbaikan.
a. Perancangan system
b. Menterjemahkan rekomendasi yang dibuat dalam analisis sistem menjadi satu bentuk yang dapat dilaksanakan.
c. Pelaksanaan system
d. Pengoperasian sistem
Siklus hidup pengembangan sistem
Komponen pengembangan sistem meliputi :
a. Perencanaan system
b. Analisis sistem
Pemeriksaan terhadap sistem infromasi yang ada dan lingkungannya untuk mengidentifikasi perbaikan.
a. Perancangan system
b. Menterjemahkan rekomendasi yang dibuat dalam analisis sistem menjadi satu bentuk yang dapat dilaksanakan.
c. Pelaksanaan system
d. Pengoperasian sistem
4. Standar Dokumentasi
Dokumentasi Organisasi
a. Bagan organisasi
b.Bagan perkiraan
c. Anggaran belanja departemen
Dokumentasi Individual
a. Deskripsi pekerjaan
a. Bagan organisasi
b.Bagan perkiraan
c. Anggaran belanja departemen
Dokumentasi Individual
a. Deskripsi pekerjaan
b. Pedoman prosedur
c. Standar prestasi
d. Instruksi pengoperasian computer
Dokumentasi Pemrosesan
a. Bagan aliran
b.Contoh bentuk
c.Contoh laporan
Dokumentasi Pemrosesan
a. Bagan aliran
b.Contoh bentuk
c.Contoh laporan
Teknologi dan Praktek Pengembangan
Sistem
Analisa Sistem Terstruktur dan Rancangan
Teknik analisis terstruktur lebih mengandalkan pada penggunaan diagram aliran data daripadabagan aliran. Teknik perencanaan terstruktur mengembangkan program komputer sebagai hirarki modul atas bawah.
Alat CASE -CASE adalah alat keahlian teknik perangkat lunak yang dibantu dengan komputer, yang mengotomatisasi banyak proses yang diperlukan selama pengembangan sistem
Analisa Sistem Terstruktur dan Rancangan
Teknik analisis terstruktur lebih mengandalkan pada penggunaan diagram aliran data daripadabagan aliran. Teknik perencanaan terstruktur mengembangkan program komputer sebagai hirarki modul atas bawah.
Alat CASE -CASE adalah alat keahlian teknik perangkat lunak yang dibantu dengan komputer, yang mengotomatisasi banyak proses yang diperlukan selama pengembangan sistem
5. Perencanaan dan
pengorganisasian
Proyek sistem
Para akuntan perlu mengetahui tentang proses ini karena dua alasan :
Mereka berpartisipasi dalam tim proyek yang mendesain sistem akuntansi. § Para auditor memeriksa dan memberikan saran bagi sistem baru sebelum sistem itu dilaksanakan.
Suatu sistem dikatakan sukses apabila dapat mencapai empat tujuan berikut :
a. Menghasilkan informasi yang benar dan tepat waktu, dengan cara memiliki kontrol internal yangmemadai dan memilih metode pemrosesan yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
b. Selesai dalam jangka waktu yang masuk akal bagi pengembang. Hal ini dapat dicapai dengan : menentukan ruang lingkup sistem secara tepat dan menggunakan teknik manajemen proyek.
c. Harus memenuhi kebutuhan organisasi akan informasi.
Proyek sistem
Para akuntan perlu mengetahui tentang proses ini karena dua alasan :
Mereka berpartisipasi dalam tim proyek yang mendesain sistem akuntansi. § Para auditor memeriksa dan memberikan saran bagi sistem baru sebelum sistem itu dilaksanakan.
Suatu sistem dikatakan sukses apabila dapat mencapai empat tujuan berikut :
a. Menghasilkan informasi yang benar dan tepat waktu, dengan cara memiliki kontrol internal yangmemadai dan memilih metode pemrosesan yang disesuaikan dengan kebutuhan pemakai.
b. Selesai dalam jangka waktu yang masuk akal bagi pengembang. Hal ini dapat dicapai dengan : menentukan ruang lingkup sistem secara tepat dan menggunakan teknik manajemen proyek.
c. Harus memenuhi kebutuhan organisasi akan informasi.
SubSistem Aplikasi Siklus Produksi
Perancangan produk merupakan tahap
awal dari sistem produksi yang bertujuan untuk merancang sebuah produk yang
memenuhi keinginan konsumen dalam hal kualitas, lama pengerjaan, dan biaya
produksi yang rendah.
Sistem Akuntansi Biaya
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :
1. Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
Tahap akhir dalam sistem produksi adalah sistem akuntansi biaya yang bertujuan yaitu :
1. Menghasilkan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian kinerja dala produksi.
2.
Menghasilkan informasi biaya yang akurat agar dapat digunakan sebagai dsar
penentuan harga (pricing) dan kepututusan tentang komposisi produk
(product mix).
3.
Menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk menghitung nilai persediaan
dan harga pokok penjualan.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
1. Laporan kontrol (control report).
2. Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Catatan akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya adalah :
1. Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a. Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (production cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk setiap pesanan.
c. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order produksi.
Jenis sistem akuntansi biaya yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan adalah sistem penentuan harga pokok pesanan (job order costing) dan sistem peneentuan harga pokok proses (process costing) dan laporan yang dihasilkan sistem akuntansi biaya umumnya berupa :
1. Laporan kontrol (control report).
2. Laporan harga pokok produksi (production cost report)
Catatan akuntansi yang diselenggarakan dalam sistem akuntansi biaya adalah :
1. Jika perusahaan mengolah data biaya secara manual (noncomputerized record) :
a. Perusahaan jasa dan manufaktur menggunakan sebuah kartu harga pokok produksi (production cost ledger) yang berfungsi sebagai kartu pembantu untuk rekening persediaan produk dalam proses.
b. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok pesanan, catatan ini dibuat satu halaman untuk setiap pesanan.
c. Jika perusahaan menggunakan sistem harga pokok proses, catatan ini dibuat dalam satu halaman untuk setiap pusat biaya. Untuk mencatat informasi dalam catatan ini, digunakan arsip order produksi.
2. Jika perusahaan mengolah data
biaya dengan menggunakan komputer :
a. File induk (master file) dan file transaksi (transaction file).
a. File induk (master file) dan file transaksi (transaction file).
Prosedur Pengolahan Transaksi
Pengolahan transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer dan prosedure pengolahan transaksi dalam bentuk narasi dan bagan alir (flowchart).
Prosedure/Sistem Akuntansi Biaya (manual) dimulai dari Bagian Gudang ke Departemen Pengawasan Produksi ke Bagian Pabrik ke Bagian Akuntansi Biaya.
A. Siklus Keuangan
Siklus Keuangan adalah Sistem akuntansi yang mencatat dua dua kegiatan ekonomi yaitu :
a. Bisnis menaikkan modal dari para pemilik dan kreditor.
b. Bisnis menggunakan modal untuk memperoleh aset produksi yang dipakai untuk memperoleh pendapatan.
Pengolahan transaksi biaya dapat dilakukan secara manual atau dengan menggunakan komputer dan prosedure pengolahan transaksi dalam bentuk narasi dan bagan alir (flowchart).
Prosedure/Sistem Akuntansi Biaya (manual) dimulai dari Bagian Gudang ke Departemen Pengawasan Produksi ke Bagian Pabrik ke Bagian Akuntansi Biaya.
A. Siklus Keuangan
Siklus Keuangan adalah Sistem akuntansi yang mencatat dua dua kegiatan ekonomi yaitu :
a. Bisnis menaikkan modal dari para pemilik dan kreditor.
b. Bisnis menggunakan modal untuk memperoleh aset produksi yang dipakai untuk memperoleh pendapatan.
Siklus keuangan melaporkan sumber
kapital pada manajer berkenaan dengan hasil operasinya. Sistem laporan keuangan
ini menunjukkan pada kesatuan eksternal dengan meringkas data akuntansi dan
menunjukkannya dalam rekening keuangan. Terkadang meliputi sistem akuntansi
tanggung jawab yang menunjukkan biaya aktual dan dianggarkan pada manajer
individu. Catatan jurnal dan aplikasi laporan keuangan terkadang merupakan
komponen sistem buku besar umum. Contoh siklus keuangan dapat kita lihat pada
gambar di bawah ini.
kualitas produksi dan pengurangan
biaya limbah dan barang rusak yang berkaitan.
Batasan Aplikasi Siklus Produksi
Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan-laporan persediaan yang menyajikan informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,tingkat minimal dan maksimal persediaan. Titik order ulang dan prosedur-prosedurnya harus ditetapkan. Titik order ulang adalah tingkat persediaan dimana harus dilakukan order tambahan untuk menghindari kurangnya persediaan. Penentuan titik order ulangmensyaratkan dilakukan analisis permintaan produk, biaya setup pengorderan atau produksi,lead time pasokan atau produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kondisi tidak adanya persediaan seperti kerugian penjualan atau penggunaan fasilitas-fasilitas produksi secara tidak efisien. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan, keputusan penting yang harus di buat adalah besarnya kuantitas ekonomis setiap order pembelian yang disebut economicorder quantity (EOQ). Kuantitas order ulang harus sama dengan carrying cost dan totalordering cost.
Pengendalian persediaan dapat dicapai melalui catatan-catatan dan laporan-laporan persediaan yang menyajikan informasi seperti penggunaan persediaan, saldo persediaan,tingkat minimal dan maksimal persediaan. Titik order ulang dan prosedur-prosedurnya harus ditetapkan. Titik order ulang adalah tingkat persediaan dimana harus dilakukan order tambahan untuk menghindari kurangnya persediaan. Penentuan titik order ulangmensyaratkan dilakukan analisis permintaan produk, biaya setup pengorderan atau produksi,lead time pasokan atau produksi, biaya penanganan persediaan, dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kondisi tidak adanya persediaan seperti kerugian penjualan atau penggunaan fasilitas-fasilitas produksi secara tidak efisien. Karena tujuan pengendalian persediaan adalah meminimalkan total biaya persediaan, keputusan penting yang harus di buat adalah besarnya kuantitas ekonomis setiap order pembelian yang disebut economicorder quantity (EOQ). Kuantitas order ulang harus sama dengan carrying cost dan totalordering cost.
Produksi Just In Time (JIT)
Produksi just in time (JIT) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan system produksidimana barang-barang hanya diproduksi hanya sesuai dengan kebutuhan operasi mendatang.System JIT berbeda dengan system produksi konvensional dimana persediaan barang dalam proses, bahan baku, dan produk jadi diminimalkan atau bahkan dieliminasisecara total.Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk jadi ditunjukkan dengan kotak-kotak terputus-putus. Persediaan digunakan sebagai cadangan untuk operasi-operasi yang berbeda. Persediaan dieliminasi dengan menganalisis operasi secara seksama untuk membuat tingkat produksi konstan yang menyeimbangkan masukan dan keluaran untuk setiap setiap tahap produksi. Produksi JIT juga menekankan perlunya pengendalian kualitas. Karena persediaan diminimalkan, produksi yang cacat haruss segeradikoreksi agar alur produksi alur produksi yang konstantetap terjaga. Para pemasok menjamin pengiriman barang tanpa cacat secara tepat waktu sehingga dapat segera dimasukkan dalam produksi, tidak harus ditempatkan terlebih didalam persediaan bahan baku.Manfaat keuangan dari produksi JIT secara umum berasal dari pengurangan tingkat persediaan secara keseluruhan. Ini mengurangi total investasi perusahaan dalam persediaan.Biaya-biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, keuangan, ruang penyimpanan dan beban keuangan terhadap total biaya persediaan turun, mungkin sangad mencolok. Manfaatlain dalam meliputi biaya tenaga kerja yang turun karena rancang ulang alur produksi yang konstan, diskon kuantitas dari pemasok yang sebaliknya menerima kontrak jangka panjangdari perusahaan, dan peningkatan.
Produksi just in time (JIT) adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan system produksidimana barang-barang hanya diproduksi hanya sesuai dengan kebutuhan operasi mendatang.System JIT berbeda dengan system produksi konvensional dimana persediaan barang dalam proses, bahan baku, dan produk jadi diminimalkan atau bahkan dieliminasisecara total.Persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan produk jadi ditunjukkan dengan kotak-kotak terputus-putus. Persediaan digunakan sebagai cadangan untuk operasi-operasi yang berbeda. Persediaan dieliminasi dengan menganalisis operasi secara seksama untuk membuat tingkat produksi konstan yang menyeimbangkan masukan dan keluaran untuk setiap setiap tahap produksi. Produksi JIT juga menekankan perlunya pengendalian kualitas. Karena persediaan diminimalkan, produksi yang cacat haruss segeradikoreksi agar alur produksi alur produksi yang konstantetap terjaga. Para pemasok menjamin pengiriman barang tanpa cacat secara tepat waktu sehingga dapat segera dimasukkan dalam produksi, tidak harus ditempatkan terlebih didalam persediaan bahan baku.Manfaat keuangan dari produksi JIT secara umum berasal dari pengurangan tingkat persediaan secara keseluruhan. Ini mengurangi total investasi perusahaan dalam persediaan.Biaya-biaya penyimpanan dan penanganan persediaan, keuangan, ruang penyimpanan dan beban keuangan terhadap total biaya persediaan turun, mungkin sangad mencolok. Manfaatlain dalam meliputi biaya tenaga kerja yang turun karena rancang ulang alur produksi yang konstan, diskon kuantitas dari pemasok yang sebaliknya menerima kontrak jangka panjangdari perusahaan, dan peningkatan.
DFD Aplikasi Siklus Produksi
DFD (Data Flow Diagram) merupakan
suatu cara atau metode untuk membuat rancangn sebuah sistem yang mana
berorientasi pada alur data yang bergerak pada sebuah sistem nantinya.. Dalam
pembuatan Sistem Informasi, DFD sering digunakan. DFD dibuat oleh para analis
untuk untuk membuat sebuah sistem yang baik. Dimana DFD ini nantinya diberikan
kepada para programmer untuk melakukan proses coding. Dimana para programmer
melakukan sebuah coding sesuai dengan DFD yang dibuat oleh para analis
sebelumnya. Tools yang digunakan pada pembuatan DFD (Data Flow Diagram) yaitu
EasyCase, Power Designer 6.
User / Terminator, Kesatuan diluar
sistem (external entity) yang memberikan input ke sistem atau menerima output
dari sistem berupa orang, organisasi, atau sistem lain.
Process, Aktivitas yang mengolah input menjadi output.
Data Flow, Aliran data pada sistem (antar proses, antara terminator & proses, serta antara proses & data store).
Data Store, Penyimpanan data pada database, biasanya berupa tabel.
Process, Aktivitas yang mengolah input menjadi output.
Data Flow, Aliran data pada sistem (antar proses, antara terminator & proses, serta antara proses & data store).
Data Store, Penyimpanan data pada database, biasanya berupa tabel.
Pada pembuatannya, DFD terdiri Level
0 atau Level Konteks (Konteks Diagram) dan Level ke-n. Selama DFD bisa
dijelaskan lebih detail, maka semakin banyak level yang dibuat. Jadi, DFD level
0 atau Level Konteks terdiri dari 1 proses, sejumlah terminator dan data flow
input/output, tanpa Data Store. Jumlah terminator dan data flow dari atau ke
terminator di semua level DFD sama. Semua proses memiliki data flow input
maupun output. DataStore terletak di semua level DFD, kecual DFD Leel 0
Tujuan dan Fungsi Siklus Pengeluaran
Tujuan utama dari siklus pengeluaran
adalah untuk mempermudah pertukaran kas dengan para pemasok
untuk barang dan jasa yang dibutuhkan dimana tujuan khusus yang terkandung
didalamnya meliputi :
1. Memastikan bahwa seluruh barang dan jasa dipesan sesuai
keperluan
2. Menerima seluruh barang yang dipesan dan menverifikasi
bahwa barang tersebut adalah valid dan
benar
3.Menjaga barang tersebut sampai dibutuhkan
4.Memastikan bahwa faktur yang berhubungan dengan barang dan
jasa adalah valid dan benar
5.Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
5.Mencatat dan mengklasifikasikan pengeluaran secara cepat dan tepat
6. Memposkan kewajiban dan pengeluaran kas ke dalam perkiraan
pemasok yang tepat di dalam buku
besar utang usaha
7.Memastikan bahwa seluruh pengeluara kas berhubungan
dengan pengealuran yang sudah diotorisasi
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan
8. Menyiapakn seluruh dokumen dan laporan manajerial yang diperlukan yang berhubungan dengan
barang atau jasa yang diperoleh
Fungsi dari Siklus Pengeluaran itu sendiri terdiri dari
:
1.Mengetahui kebutuhan akan barang tersebut
2. Menempatkan Pesanan, Menerima dan menyimpan barang
3. Memastikan validitas kewajiban pembayaran
4. Menyiapkan pengeluaran kas
5. Mengelola utang usaha
6. Memposkan transaksi ke dalam buku besar umum
7. Menyiapkan laporan keuangan dan laporan manajemen yang
diperlukan
Aktivitas Bisnis Siklus Pengeluaran
Memesan barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
Menerima dan menyimpan barang, perlengkapan dan jasa
(layanan)
Membayar barang, perlengkapan dan jasa (layanan)
Aktivitas
Permintaan Pembelian Barang dan Jasa
Aktivitas permintaan pembelian barang dan
jasa dilakukan dengan menggunakan dokumen Purchase Requisition. Dokumen ini
berisi daftar pemesanan yang, meliputi tujuan pengiriman barang, tanggal
pemesanan, nama dan jenis barang dan kuantitas pemesanan. Prosedurnya adalah
tiap-tiap departemen diperbolehkan mengisi dokumen Purchase Requisition atas
persetujuan dari manajernya. Setelah itu dokumen Purchase Requisition
diserahkan ke departemen pembelian barang untuk dipesankan.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan tiap-tiap departemen dapat terpenuhi dan juga merupakan pengendalian perusahaan agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier.
Hal ini dilakukan agar kebutuhan tiap-tiap departemen dapat terpenuhi dan juga merupakan pengendalian perusahaan agar dapat tidak terjadi penggandaan pemesanan barang ke supplier.
Pengendalian Intern
terhadap siklus pengeluaran
1. Catatan dan dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi siklus pengeluaran
Check, yaitu dokumen perintah
pembayaran sejumlah uang kepada bank
Check Summary, yaitu laporan tentang
ringkasan check yang telah dikeluarakan dalam suatu
periode
Cash Disbusement Transaction File, yaitu file yang berisi informasi
pembayaran cek untuk penjual atau pihak lain yang digunakan untuk memasukan ke
dalam rekening utang dagang dan buku besar
Cash Disbusement Juornal or Check Register, merupakan catatan
formal terhadap pengeluaran cek untuk pihak lain
2. Fungsi-fungsi terkait dalam transaksi siklus pengeluaran
Nama Fungsi Unit Organisasi Pemegang Fungsi
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2. Fungsi pencatatan utang
3. Fungsi keuangan
4. Fungsi akuntansi biaya
5. Fungsi akuntansi umum
6. Fungsi audit intern
Keterangan :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
(misalnya untuk pembelian
jasa dan untuk biaya perjalanan dinas), fungsi yang bersangkutan mengajukan
permintaan cek kepada fungsi pencatatan utang. Permintaan cek ini harus
mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
2. Fungsi pencatatan utama
fungsi ini
bertanggung jawab atas pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi
kepada fungsi keuangan dalam mengeluarkan cek yang tercantum dalam
dokumen tersebut. Fungsi ini juga b pertanggung jawab untuk melakukan
verifikasi kelengkapan dan validitas dokumen pendukung yang dipakai sebagai
dasar pembuatan bukti kas keluar.
3. Fungsi keuangan
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengisi cek,
meminta otorisasi atas cek, dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau
membayarkan langsung kepada kreditur.
4. Fungsi akuntansi biaya
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab
atas pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
5. Fungsi akuntansi umum
Dalam transaksi pengeluaran kas, fungsi ini bertanggungjawab
atas pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau
register cek.
6. Fungsi audit intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan
kas (cash count) secara periodik dan mencocokkan hasil perhitungannya
dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (akun kas dalam buku besar).
Fungsi ini bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara mendadak
(surprised audit) terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat
rekonsiliasi bank secara periodik.